Wajib Militer
Karena diterima sebagai ODP (Officer Development Program), saya harus mengikuti beberapa diklat di tahun pertama ini. Diklat paling awal yang saya ikuti adalah diklat “samapta” alias “bela negara”.
“Bela Negara” adalah semacam wajib militer yang hanya berisi +/- 10% dari keseluruhan pendidikan militer yang sebenarnya. Diklat yang saya ikuti bertempat di Rindam Jaya, Condet, Jakarta Timur. Posting kali ini adalah mengenai jadwal saya selama mengikuti diklat Bela Negara tersebut.
Hari Pertama (21 Mei 2011)
Kami berangkat dari Asrama LPPI (Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia) pukul 14.00 dijemput oleh 2 truk dan 1 bis militer yang berwarna hijau khas TNI-AD. Kami sampai di kompleks Rindam Jaya pukul 16.30. Aktifitas pertama adalah pendataan peserta oleh para pelatih. Sekaligus pengukuran tensi darah dan pencatatan khusus bagi peserta yang pernah mengalami patah tulang.
Setelah mendata, kami langsung diberi semua seragam & perlengkapan untuk mengikuti kegiatan yang ada di Rindam Jaya. Saat itulah, saya merasakan sendiri bagaimana susahnya memakai sepatu tentara yang gagah itu. Sepatu itu keras seperti plastik, berwarna hitam bak kulit ular cobra, dan tingginya mencapai 20cm. Amboi, gagah sekali! Modelnya sangat klasik. Sayang, sangat tidak nyaman dipakai. Kalau ada aktifitas sepele yang membuat saya berkeringat, mungkin adalah memakai sepatu tentara. Huffttt!
Belum lagi untuk seragam yang saya kenakan. Seragamnya berwarna hijau seperti hansip. Kain tebal dan kaku. Sehingga panas dipakai. Kami hanya diberi waktu sekitar 5 menit untuk memakai seragam lengkap itu di barak. Hal pertama yang terlintas di benak saya saat itu adalah, “Kok jadi ky film Dono begini?!?!?!” Hahaha!
Begitulah aktifitas kami di hari pertama, hanya perkenalan dengan barak militer dan seragam. Pelatihan memang hanya sebatas perkenalan di hari tersebut, karena belum resmi dibuka.
Hari Kedua (22 Mei 2011)
Hari ini, pagi-pagi sekali (pukul 04.00) kami sudah membersihkan barak dilanjutkan dengan sholat shubuh. Setelah itu, senam pagi. Senam pagi sudah membuat kami basah kuyup mandi keringat. Setelah itu, diberi waktu untuk mandi dan memakai seragam lengkap selama 10 menit. Tidak ada kamus mandi bergiliran, yang ada adalah mandi jamaah. Saya pun, karena memanfaatkan waktu 10 menit tersebut hanya untuk memakai seragam dan sepatu. Tak ada waktu untuk mandi! Sejak kapan saya harus mandi pagi!?!?!? Hehehe!
Pagi inilah, pelatihan kami dibuka oleh Komandan Rindam Jaya. Selesai upacara pembukaan, kami diperkenalkan dengan lahan seluas lapangan sepakbola yang selama ini digunakan untuk melatih fisik para tentara. Lalu, di lapangan itu, kami disuruh berjalan jongkok, harus berjalan jongkok (bukan setengah melompat seperti skot-jam). Saya berandai-andai menjadi seorang tentara yang sedang mengintai dengan berjalan jongkok. Hanya latihan sebatas itu. Namun, setelah berjalan jongkok sepanjang setengah lapangan bola, saya tidak bisa menahan lelah yang berlebihan karena ternyata berjalan seperti itu menyakitkan sekali. Terlebih memakai baju seragam yang tebal dan sepatu yang berat itu…
Padahal, aku dulu sempat melihat betapa kerennya Matt Damon menggerebek tempat persembunyian Saddam Hussein di film Green Zone dengan berlari jongkok. Mungkin, jika terjadi perang, lalu saya harus berjalan jongkok, maka musuh tidak akan membunuh saya, melainkan berbelas kasihan karena saya pingsan kehabisan nafas… HikS! Pahlawan macam apa saya ini?!?! Huhuhuuuu… (T___T’)
Setelah aktifitas berjalan jongkok, mimpi buruk kami belum berakhir. Selanjutnya, kami harus berjalan merayap bak tentara yang akan menyusup ke markas lawan. Namanya juga merayap, jadi kami harus menggunakan tangan untuk membuat seluruh badan kami maju ke depan. Sayang, saya tak kuat merayap dengan gaya tentara. Sehingga, saya setengah mencuri untuk menggunakan kekuatan pantat saya, sehingga lebih mirip suster ngesot. Jadi, sepertinya saya pantas membintangi film tentara ngesot… (-_-“)
Penderitaan kami pun berakhir dengan adanya peserta yang pura-pura pingsan… Horeee!!!
(bersambung)
Komentar
Posting Komentar