Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2011

Wajib Militer

Gambar
Karena diterima sebagai ODP ( Officer Development Program) , saya harus mengikuti beberapa diklat di tahun pertama ini. Diklat paling awal yang saya ikuti adalah diklat “samapta” alias “bela negara”. “Bela Negara” adalah semacam wajib militer yang hanya berisi +/- 10% dari keseluruhan pendidikan militer yang sebenarnya. Diklat yang saya ikuti bertempat di Rindam Jaya, Condet, Jakarta Timur. Posting kali ini adalah mengenai jadwal saya selama mengikuti diklat Bela Negara tersebut. Hari Pertama (21 Mei 2011) Kami berangkat dari Asrama LPPI (Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia) pukul 14.00 dijemput oleh 2 truk dan 1 bis militer yang berwarna hijau khas TNI-AD. Kami sampai di kompleks Rindam Jaya pukul 16.30. Aktifitas pertama adalah pendataan peserta oleh para pelatih. Sekaligus pengukuran tensi darah dan pencatatan khusus bagi peserta yang pernah mengalami patah tulang. Setelah mendata, kami langsung diberi semua seragam & perlengkapan untuk mengikuti kegiatan yang ada di Ri...

Bankir

  Sejak akhir Januari ketika saya resign dari tempat saya bekerja, saya menganggur. Yup! Menganggur alias tidak mempunyai status sebagai pegawai kantoran. Sebelumnya, saya adalah seorang pegawai bank di level fungsional . Sebenarnya, 4 bulan ini saya gak nganggur-nganggur banget sih. Karena waktu menganggur saya isi dengan kuliah S-2 dan berwirausaha. Tak lupa menggosok gigi dan membantu ibu membersihkan tempat tidurku… Syalalala Ternyata, berdasarkan pengamatan kepada diri saya sendiri, saya justru merasa produktif dengan menjadi karyawan. Dengan menjadi karyawan, hidup saya menjadi disiplin dan bisa membuat hari-hari saya dipenuhi aktifitas. Saya selalu merasa tertantang untuk mendisiplinkan diri di setiap menit saya. Mulai bangun pagi, memanfaatkan libur, olahraga, membaca, internetan, dan lain sebagainya. Sering pula, saya tertidur dengan baju kerja yang masih terpakai. Niat untuk beristirahat sejenak, menjadi tidur dengan najisnya. Sedangkan dengan menjadi wirausaha, saya l...

Ikut Kompasiana Blogshop (Piramida Penulis)

Gambar
Posting kali ini masih merupakan lanjutan dari posting saya sebelumnya, yaitu Kompasiana Blogshop. Tulisan kali ini lebih fokus tentang Piramida Penulis. Penulis itu (menurut @iskandarjet dari Tim Admin Kompasiana) mengalami fase-fase dalam menulis. Fase tersebut kurang lebih dijelaskan seperti piramida dalam gambar: Jadi, fase awal bagi seorang penulis pemula, menulis adalah untuk kecenderungan “ Aspirasi Diri ” alias narsis getooooh…. Apa aja ditulis… Mulai pengalaman liburan sekolah ala anak SD kek, lalu pengalaman tengsin, atau copy-paste blogger yang pokoknya nulis meski jiplakan tapi tetep pengen eksis. Narsis abis lah…. Tapi itu semua adalah HALAL. Karena apa, penulis pemula pasti masih mencari jati diri di jalur jurnalistiknya. Petuah “selalu menulis yg penting eksis” cocok untuk penulis yang berada di tahap ini. Tahap kedua, adalah aktualisasi diri . Pada tahap ini, seorang penulis mulai menemukan jenis tulisan yang bisa mewakili dirinya. Jadi, dia tidak serta merta menul...

Ikut Kompasiana Blogshop

Gambar
Beberapa waktu yang lalu, mmm… sudah lama sih, kurang lebih pertengahan April yang lalu, saya ikutan Kompasiana Blogshop di Gramedia Expo Surabaya. Dan ini adalah seminar jurnalistik pertama yang saya ikuti. Hehe! Aneh memang, saya yang pengen jadi penulis tapi belum pernah ikut seminar beginian. Yang biasanya saya ikuti justru seminar motivasi dan entrepeneur . ;p Jadi, saya fokuskan posting kali ini untuk membahas tentang blogshop tersebut. Blogshop tersebut mengupas materi tentang tips dan trik kepenulisan. Salah satu fenomena yang terjadi adalah selama ini terdapat sebuah hambatan besar bagi para penulis pemula untuk mempublikasikan karyanya. Menurut sang pembicara, yaitu @iskandarjet dari Tim Admin Kompasiana, hal itu dikarenakan ada perasaan inferior yang ada pada penulis, khususnya penulis pemula. Lalu, beliau membeberkan fakta jaman sekarang bahwa saat ini justru penulis yang dianggap remeh lah yang saat ini menjadi bintang jurnalistik. Kalau dulu, ada peraturan tidak tert...

Tristan

Gambar
Hari ini saya dapet cerita dari temen saya, kalo dia hobi mandiin anak kecil. Nah lho, ngapain juga mandiin anak kecil?!?! Apakah teman saya ini pedophil?!?! Ternyata bukan… Jadi, ceritanya, dia akrab banget sm anak kecil itu. Pas saya tanya kenapa kok bisa akrab, ternyata temen saya ini sebenernya kasihan. Nah , karena kasihan itu, dia jadi sering ngajak main si anak kecil itu, termasuk mandiin. Bukan, anak kecil itu bukan bolang, dia punya nama: Tristan. Tristan belum sekolah, umurnya kurang lebih 3 tahun. Apa yang bikin temen saya ini kasihan?!?! Ternyata, Tristan ditelantarkan oleh orangtuanya. Bapak Ibunya adalah Tuan dan Nyonya Toyib yang gak pulang-pulang. Ibunya gak tau dimana, begitu pula ayahnya. Mereka lebih mementingkan karier. Tristan hanya dikirimi uang melalui wesel (halah, emang masih ada ya?!) Lalu, saya minta fotonya Tristan. Hemh , langsung hati saya berdesir. Saya bersyukur punya orang tua yang ada di samping saya, selalu mendoakan saya, dan memberi saya makan...