2 Days Backpack to Singapore
Akhirnya… Saya bisa jalan-2 ke Singapura… kata orang-orang, Singapura itu:
1. Surga belanja (so pasti lah…)
2. Bersih
3. Pelabuhan Transito
4. Menjunjung tinggi budaya disiplin
5. Ahli mengolah jasa menjadi duit
6. Penduduknya majemuk tapi rukun
Itulah hal-hal bagus yang saya tau tentang Singapura.
Well, karena saat ini saya sedang kerja magang di Kota Batam, saya sempatkan untuk mengunjungi negara tetangga itu… Saya pun berencana menjelajah kesana ala backpacker sendirian.
Yang saya lakukan pertama kali : browsing tentang Singapura versi para backpacker (info jalur MRT, tempat wisata, landmark, dan tempat lain yang wajib untuk dikunjungi). Setelah mengumpulkan berbagai literatur, adrenalin saya justru terpacu, dan ingin berlari secepatnya kesana!!! Seandainya Batam-Singapura ga terpisah laut, pasti saya langsung berlari…. ke terminal bus… Hehehe!
Dari sekian banyak hasil browsing, maka ada beberapa tempat yang saya rasa harus saya kunjungi, antara lain:
1. Stasiun MRT (ya iyalah)… =p Maksud saya, saya ingin mengunjunginya karena ingin melihat pengelolaan transportasi umum disana. Maklum, saya juga ingin seperti pemerintah yang berkali-2 studi banding ke Singapura untuk belajar ttg transportasi disana.
2. Merlion Statue, patung singa yang tersohor sebagai ikon Singapura itu.
3. Perkampungan pendatang, terutama China Town dan Little India. Pengen kesini untuk lihat budayanya, karena mereka bisa rukun meski majemuk dan memegang adatnya masing-masing. Disamping itu, pengen nyoba kulinernya yang terkenal. Hehehe! serasa jadi Pak Bondan Winarno! =p
4. Pulau Sentosa, yang digadhang-gadhang bakal jadi pusat wisata di Singapura.
5. Museum. Yup! di kalangan para backpacker, Singapura termasuk salah satu negara yang mengelola sejarah dengan brilian melalui museumnya. Makanya, saya penasaran…
6. Orchard Road. Jalan inilah yang paling terkenal dari Singapura. Hampir semua turis dari Indonesia pasti pernah ke Orchard Road untuk shopping. Saking terkenalnya, sampai-sampai istana presiden Singapura pun terletak di Orchard Road. Deretan mall di sepanjang jalan ini adalah ciri khas Singapura sebagai surga belanja.
7. Perpustakaan. Kata Claudia Kaunang, penulis buku tentang wisata murah, perpustakaan di Singapura bisa membuat orang yang ga sbrp suka baca jadi hobi baca. Nah, sebenernya itu tujuan saya, supaya jadi rajin membaca. =)
8. Jurong Birds Park. Ini adalah tempat wisata taman burung terbesar di dunia. Saya kebetulan pecinta binatang, jadi suka hal-hal berbau Zoo gituuu… Nanti kalo ditanya sm temen, “Ngapain aja ke Singapura?!?!”, maka salah satu jawaban saya adalah : “Mainan burung!” =p
Oke, berikut adalah catatan saya selama 2 hari disana.
Hari Pertama, 30 Juli 2011
Pukul 05.30, saya beli tiket di Pelabuhan Batam Center menuju Harbour Front untuk pemberangkatan jam 06.00.
Setelah 1 jam perjalanan, akhirnya berlabuh juga di Singapura. Saya langsung menuju loket pembelian Singapore Tourist Pass (STP) di Stasiun MRT Harbour Front. STP ini adalah kartu yang sangat bermanfaat bagi wisatawan yang singgah di Singapura untuk beberapa hari.
 
Dengan pegang STP, kita bisa naik Subway MRT (Mass Rapid Transit), bus, dan LRT (Light Rapid Transit) sesering mungkin untuk mengeksplorasi Singapura. Harga utk STP tergantung berapa hari kita mau menggunakan fasilitasnya. Harga STP untuk 1 hari : 8 $. Berhubung saya berencana untuk menjelajah Singapura selama 2 hari, maka saya beli seharga 16 $.
(kurs 1 SIN $ = Rp 7.100,-)
 
Saya memulai perjalanan dari Harbour Front, melalui jalur MRT yang warna ungu. Tujuan utama saya adalah sarapan lanjut cari hostel di daerah Little India.
Berangkaaaat!
well… Inilah pengalaman pertama saya naik MRT.
 
 
Sesampainya di Liitle India, saya langsung cari foodcourt untuk sarapan.
Yang ada di foodcourt garda depan adalah chinese food. Saya pun bertanya dalam hati, “Disini makanannya halal gak ya?!”
Maka, untuk amannya, saya mencari makanan ala Arab saja. Setidaknya ada tulisan “halal” atau “bismillah”nya. Saya akhirnya memutuskan untuk beli sarapan di counter ‘Ar-Rahman Royal Prata’. Roti Prata biasa disebut dengan roti canai di Indonesia.

Saya memesan cheese prata ditambah kuah chicken curray serta segelas Teh Tarik. Nendang banget rasanya!!! (^___^) Harganya pun relatif murah untuk ukuran Singapura, yaitu 2 $ untuk makan & minumnya.

 
Setelah sarapan, saya fokuskan untuk mencari hostel, supaya dapat kepastian nanti malam bakal tidur dimana. Setelah melihat-lihat beberapa hostel, akhirnya saya memutuskan untuk bermalam di Fern Loft Hostel daerah Little India (lebih dekat kalau dari stasiun MRT Farrer Park). Harga sewa tempat tidur di dormitory hostel ini adalah 22 $, sedikit mahal memang, tapi fasilitasnya juga lebih baik, ada komputer terkoneksi gratis ke internet, wi-fi, breakfast, dan kebersihan yang diatas rata-rata.
 
Setelah membayar pesanan dormitory, saya lanjutkan perjalanan. Rencana besar saya untuk hari ini adalah menyaksikan pertunjukan “Songs of the Sea” yang highly recommended itu. Namun, berhubung pertunjukannya dimulai pukul 19.40 waktu setempat, maka saya masih sempat jalan-jalan untuk mengeksplorasi Singapura. Sesuai rencana, saya berniat menjelajah daeran Little India dan China Town.
Little India
Pusat shopping yang terkenal di daerah ini adalah Mustafa Center yang buka 24 jam sehari. Disini, suasananya bukan seperti Singapura sebagaimana yang diceritakan orang-orang, saya malah merasa sedang berada di Timur Tengah karena banyaknya orang India dan Arab. Jalanan ramai… Banyak gang kecil… Lagu-lagu yang diputar di toko-toko pun bernuansa India dan Timur Tengah… Acha!!!
Enaknya disini, mudah bagi saya untuk menemukan masjid dan tempat makan yang halal. Kebetulan, saya harus makan ala Arab yang banyak rempah untuk menghindari masuk angin.
 
 
 
Setelah ngemil roti dan sholat dhuhur di masjid, saya melanjutkan ke China Town (melalui MRT jalur ungu lagi, turun di stasiun China Town)
China Town
Unik! Itulah yang saya rasakan,karena saya sekarang merasa berada di China. Memang sih, cuma beda kecamatan tapi serasa beda negara. The unique of Singapore I think..
 
  
 
 
Menurut saya, salah satu yang membuat turis nyaman di Singapura ini adalah banyaknya tempat untuk duduk-duduk dan menikmati pemandangan kota. Saya pun menyempatkan diri untuk beristirahat dan memotret nuansa sekitar. Beda dengan di Little India yang banyak sekali kendaraan, di ChinaTown ini relatif sepi kendaraan, banyak orang yang lebih memilih untuk berjalan kaki.
Pulau Sentosa
Setelah puas berjalan-2 di dua perkampungan pendatang tersebut, saya melanjutkan petualangan ke Pulau Sentosa.
 
 
Biaya untuk berwisata ke Pulau Sentosa ini lumayan mahal, karena banyak sekali tempat hiburan berbayar. Kurang ramah bagi kantong seorang backpacker. Kalau mau hemat, sebenarnya tidak perlu menggunakan fasilitas permainannya. Maka, saya hanya membeli tiket monorail Sentosa Express menuju Pulau Sentosa dan memesan tiket untuk nonton pertunjukan Songs of the Sea (total 13 $).
 
 
Meski tidak menggunakan fasilitas permainan, tapi ada banyak view menarik untuk foto-foto di Pulau Sentosa. Yang paling ramai tentu saja The Merlion Statue dan simbol Universal Studio, namun ada juga obyek lain yang tidak kalah menarik seperti pemandangan lepas pantai dan gedung hotel yang megah.
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Setelah puas berkeliling Pulau Sentosa, saya pun bersiap menuju pantai untuk menyaksikan pertunjukan “Songs of the Sea”
 
 
Rasa lelah saya hari ini terbayar oleh pertunjukan tersebut. Tak terasa, waktu setempat sudah menunjukkan pukul 20.15. Tapiii… Faktor U memang tidak bisa dibohongi, maksud hati masih ingin berkeliling. Namun, kaki saya terutama yang kiri rasanya sudah ingin istirahat. Perut pun mulai teriak. Saya kembali lagi menuju hostel sekaligus cari makan malam.
Akhirnya, menu makan malam saya jatuh kepada nasi briyani!!!! Ala Arab lagiii… Serasa jadi onta nih!!! Hahaha!
 
 
Tapi, harga nasi disini cukup mahal. Nasi Ayam Briyani + sebotol air mineral seharga 8 $. Namun, semoga bisa membuat saya lebih sehat… Nyaammmm!!!!
Sesampainya di Fern Loft Hostel, saya langsung masuk ke dormitory. Sebagai seorang backpacker, ramah adalah salah satu ciri khas. Jadi, saya menyempatkan diri untuk ngobrol dengan teman-2 sekamar saya malam itu. Dari total 14 penghuni, ada 6 orang yang saat itu berada di kamar (termasuk saya). Ada 1 cowok bule, dari aksen ‘sengau’nya sudah tampak bahwa dia orang Perancis.
Saya : “Hi.. Where R U come from???”
Cowok Bule Perancis (CBP), sambil tersenyum : “France (baca: Froong), & U come from??”
Saya : “From Indonesia. What’s your name??”
CBP : “Laurent! (baca : Looong). I’m from Bordeaux (baca : Bordooou)”
Nah, begitulah freak-nya ngobrol dgn org dari ‘Frooong’.
4 penghuni lain yang saat itu ada di kamar adalah perempuan (3 dari Irlandia, 1 dari Philippina). Mereka semua berdandan untuk party, termasuk si Looong. Hanya saya saja yang bersiap untuk mandi, transfer file foto dari smartphone ke laptop, memanfaatkan ngobrol via BBM yang tanpa roaming (promo euy) dan tidur. Zzzz…
Begitulah hari pertama saya di Singapura. Hari ke-2, saya berencana untuk mengunjungi Museum, Orchard Road, Perpustakaan, dan Jurong Birds Park.
(bersambung)
1. Surga belanja (so pasti lah…)
2. Bersih
3. Pelabuhan Transito
4. Menjunjung tinggi budaya disiplin
5. Ahli mengolah jasa menjadi duit
6. Penduduknya majemuk tapi rukun
Itulah hal-hal bagus yang saya tau tentang Singapura.
Well, karena saat ini saya sedang kerja magang di Kota Batam, saya sempatkan untuk mengunjungi negara tetangga itu… Saya pun berencana menjelajah kesana ala backpacker sendirian.
Yang saya lakukan pertama kali : browsing tentang Singapura versi para backpacker (info jalur MRT, tempat wisata, landmark, dan tempat lain yang wajib untuk dikunjungi). Setelah mengumpulkan berbagai literatur, adrenalin saya justru terpacu, dan ingin berlari secepatnya kesana!!! Seandainya Batam-Singapura ga terpisah laut, pasti saya langsung berlari…. ke terminal bus… Hehehe!
Dari sekian banyak hasil browsing, maka ada beberapa tempat yang saya rasa harus saya kunjungi, antara lain:
1. Stasiun MRT (ya iyalah)… =p Maksud saya, saya ingin mengunjunginya karena ingin melihat pengelolaan transportasi umum disana. Maklum, saya juga ingin seperti pemerintah yang berkali-2 studi banding ke Singapura untuk belajar ttg transportasi disana.
2. Merlion Statue, patung singa yang tersohor sebagai ikon Singapura itu.
3. Perkampungan pendatang, terutama China Town dan Little India. Pengen kesini untuk lihat budayanya, karena mereka bisa rukun meski majemuk dan memegang adatnya masing-masing. Disamping itu, pengen nyoba kulinernya yang terkenal. Hehehe! serasa jadi Pak Bondan Winarno! =p
4. Pulau Sentosa, yang digadhang-gadhang bakal jadi pusat wisata di Singapura.
5. Museum. Yup! di kalangan para backpacker, Singapura termasuk salah satu negara yang mengelola sejarah dengan brilian melalui museumnya. Makanya, saya penasaran…
6. Orchard Road. Jalan inilah yang paling terkenal dari Singapura. Hampir semua turis dari Indonesia pasti pernah ke Orchard Road untuk shopping. Saking terkenalnya, sampai-sampai istana presiden Singapura pun terletak di Orchard Road. Deretan mall di sepanjang jalan ini adalah ciri khas Singapura sebagai surga belanja.
7. Perpustakaan. Kata Claudia Kaunang, penulis buku tentang wisata murah, perpustakaan di Singapura bisa membuat orang yang ga sbrp suka baca jadi hobi baca. Nah, sebenernya itu tujuan saya, supaya jadi rajin membaca. =)
8. Jurong Birds Park. Ini adalah tempat wisata taman burung terbesar di dunia. Saya kebetulan pecinta binatang, jadi suka hal-hal berbau Zoo gituuu… Nanti kalo ditanya sm temen, “Ngapain aja ke Singapura?!?!”, maka salah satu jawaban saya adalah : “Mainan burung!” =p
Oke, berikut adalah catatan saya selama 2 hari disana.
Hari Pertama, 30 Juli 2011
Pukul 05.30, saya beli tiket di Pelabuhan Batam Center menuju Harbour Front untuk pemberangkatan jam 06.00.
Setelah 1 jam perjalanan, akhirnya berlabuh juga di Singapura. Saya langsung menuju loket pembelian Singapore Tourist Pass (STP) di Stasiun MRT Harbour Front. STP ini adalah kartu yang sangat bermanfaat bagi wisatawan yang singgah di Singapura untuk beberapa hari.
Dengan pegang STP, kita bisa naik Subway MRT (Mass Rapid Transit), bus, dan LRT (Light Rapid Transit) sesering mungkin untuk mengeksplorasi Singapura. Harga utk STP tergantung berapa hari kita mau menggunakan fasilitasnya. Harga STP untuk 1 hari : 8 $. Berhubung saya berencana untuk menjelajah Singapura selama 2 hari, maka saya beli seharga 16 $.
(kurs 1 SIN $ = Rp 7.100,-)
Saya memulai perjalanan dari Harbour Front, melalui jalur MRT yang warna ungu. Tujuan utama saya adalah sarapan lanjut cari hostel di daerah Little India.
Berangkaaaat!
well… Inilah pengalaman pertama saya naik MRT.
Sesampainya di Liitle India, saya langsung cari foodcourt untuk sarapan.
Yang ada di foodcourt garda depan adalah chinese food. Saya pun bertanya dalam hati, “Disini makanannya halal gak ya?!”
Maka, untuk amannya, saya mencari makanan ala Arab saja. Setidaknya ada tulisan “halal” atau “bismillah”nya. Saya akhirnya memutuskan untuk beli sarapan di counter ‘Ar-Rahman Royal Prata’. Roti Prata biasa disebut dengan roti canai di Indonesia.
Saya memesan cheese prata ditambah kuah chicken curray serta segelas Teh Tarik. Nendang banget rasanya!!! (^___^) Harganya pun relatif murah untuk ukuran Singapura, yaitu 2 $ untuk makan & minumnya.
Setelah sarapan, saya fokuskan untuk mencari hostel, supaya dapat kepastian nanti malam bakal tidur dimana. Setelah melihat-lihat beberapa hostel, akhirnya saya memutuskan untuk bermalam di Fern Loft Hostel daerah Little India (lebih dekat kalau dari stasiun MRT Farrer Park). Harga sewa tempat tidur di dormitory hostel ini adalah 22 $, sedikit mahal memang, tapi fasilitasnya juga lebih baik, ada komputer terkoneksi gratis ke internet, wi-fi, breakfast, dan kebersihan yang diatas rata-rata.
Setelah membayar pesanan dormitory, saya lanjutkan perjalanan. Rencana besar saya untuk hari ini adalah menyaksikan pertunjukan “Songs of the Sea” yang highly recommended itu. Namun, berhubung pertunjukannya dimulai pukul 19.40 waktu setempat, maka saya masih sempat jalan-jalan untuk mengeksplorasi Singapura. Sesuai rencana, saya berniat menjelajah daeran Little India dan China Town.
Little India
Pusat shopping yang terkenal di daerah ini adalah Mustafa Center yang buka 24 jam sehari. Disini, suasananya bukan seperti Singapura sebagaimana yang diceritakan orang-orang, saya malah merasa sedang berada di Timur Tengah karena banyaknya orang India dan Arab. Jalanan ramai… Banyak gang kecil… Lagu-lagu yang diputar di toko-toko pun bernuansa India dan Timur Tengah… Acha!!!
Enaknya disini, mudah bagi saya untuk menemukan masjid dan tempat makan yang halal. Kebetulan, saya harus makan ala Arab yang banyak rempah untuk menghindari masuk angin.
Setelah ngemil roti dan sholat dhuhur di masjid, saya melanjutkan ke China Town (melalui MRT jalur ungu lagi, turun di stasiun China Town)
China Town
Unik! Itulah yang saya rasakan,karena saya sekarang merasa berada di China. Memang sih, cuma beda kecamatan tapi serasa beda negara. The unique of Singapore I think..
Menurut saya, salah satu yang membuat turis nyaman di Singapura ini adalah banyaknya tempat untuk duduk-duduk dan menikmati pemandangan kota. Saya pun menyempatkan diri untuk beristirahat dan memotret nuansa sekitar. Beda dengan di Little India yang banyak sekali kendaraan, di ChinaTown ini relatif sepi kendaraan, banyak orang yang lebih memilih untuk berjalan kaki.
Pulau Sentosa
Setelah puas berjalan-2 di dua perkampungan pendatang tersebut, saya melanjutkan petualangan ke Pulau Sentosa.
Biaya untuk berwisata ke Pulau Sentosa ini lumayan mahal, karena banyak sekali tempat hiburan berbayar. Kurang ramah bagi kantong seorang backpacker. Kalau mau hemat, sebenarnya tidak perlu menggunakan fasilitas permainannya. Maka, saya hanya membeli tiket monorail Sentosa Express menuju Pulau Sentosa dan memesan tiket untuk nonton pertunjukan Songs of the Sea (total 13 $).
Meski tidak menggunakan fasilitas permainan, tapi ada banyak view menarik untuk foto-foto di Pulau Sentosa. Yang paling ramai tentu saja The Merlion Statue dan simbol Universal Studio, namun ada juga obyek lain yang tidak kalah menarik seperti pemandangan lepas pantai dan gedung hotel yang megah.
Setelah puas berkeliling Pulau Sentosa, saya pun bersiap menuju pantai untuk menyaksikan pertunjukan “Songs of the Sea”
Rasa lelah saya hari ini terbayar oleh pertunjukan tersebut. Tak terasa, waktu setempat sudah menunjukkan pukul 20.15. Tapiii… Faktor U memang tidak bisa dibohongi, maksud hati masih ingin berkeliling. Namun, kaki saya terutama yang kiri rasanya sudah ingin istirahat. Perut pun mulai teriak. Saya kembali lagi menuju hostel sekaligus cari makan malam.
Akhirnya, menu makan malam saya jatuh kepada nasi briyani!!!! Ala Arab lagiii… Serasa jadi onta nih!!! Hahaha!
Tapi, harga nasi disini cukup mahal. Nasi Ayam Briyani + sebotol air mineral seharga 8 $. Namun, semoga bisa membuat saya lebih sehat… Nyaammmm!!!!
Sesampainya di Fern Loft Hostel, saya langsung masuk ke dormitory. Sebagai seorang backpacker, ramah adalah salah satu ciri khas. Jadi, saya menyempatkan diri untuk ngobrol dengan teman-2 sekamar saya malam itu. Dari total 14 penghuni, ada 6 orang yang saat itu berada di kamar (termasuk saya). Ada 1 cowok bule, dari aksen ‘sengau’nya sudah tampak bahwa dia orang Perancis.
Saya : “Hi.. Where R U come from???”
Cowok Bule Perancis (CBP), sambil tersenyum : “France (baca: Froong), & U come from??”
Saya : “From Indonesia. What’s your name??”
CBP : “Laurent! (baca : Looong). I’m from Bordeaux (baca : Bordooou)”
Nah, begitulah freak-nya ngobrol dgn org dari ‘Frooong’.
4 penghuni lain yang saat itu ada di kamar adalah perempuan (3 dari Irlandia, 1 dari Philippina). Mereka semua berdandan untuk party, termasuk si Looong. Hanya saya saja yang bersiap untuk mandi, transfer file foto dari smartphone ke laptop, memanfaatkan ngobrol via BBM yang tanpa roaming (promo euy) dan tidur. Zzzz…
Begitulah hari pertama saya di Singapura. Hari ke-2, saya berencana untuk mengunjungi Museum, Orchard Road, Perpustakaan, dan Jurong Birds Park.
(bersambung)


Komentar
Posting Komentar